Secang atau sepang (Caesalpinia sappan L.) adalah pohon anggota suku polong-polongan (Fabaceae) yang dimanfaatkan
pepagan (kulit kayu) dan kayunya sebagai komoditi perdagangan rempah-rempah.
Tumbuhan ini berasal dari Asia Tenggara maritim (Nusantara) dan mudah ditemukan di Indonesia. Kulit kayunya dimanfaatkan orang sebagai bahan pengobatan, pewarna, dan minuman penyegar. Hingga abad ke-17 kulit kayunya menjadi bagian perdagangan rempah-rempah dari Siam dan Nusantara ke berbagai tempat di dunia. Ia dikenal dengan berbagai nama, seperti seupeueng (Aceh), sepang (Gayo), sopang (Toba), lacang (Minangkabau), secang (Sunda), secang (Jawa), secang (Madura), sepang (Sasak), supa (Bima), sepel (Timor), hape (Sawu), hong (Alor), sepe (Roti), sema (Manado), dolo (Bare), sapang (Makasar), sepang (Bugis), sepen (Halmahera selatan), savala (Halmahera Utara), sungiang (Ternate), roro (Tidore), sappanwood (Inggris), dan suou (Jepang).
Kerabat dekatnya yang berasal dari Amerika Selatan, kayu brazil atau brezel (C. echinata), juga dimanfaatkan untuk hal yang sama.
Manfaat
Bagian-bagiannya mengandung senyawa anti-bakteri dan memiliki sifat anti-koagulan (anti-penggumpalan). Khasiat pengobatan mencakup obat mencret, obat batuk, dan obat luka. Untuk obat mencret dipakai sekitar 5 gram kayu kering, dipotong kecil-kecil, lalu direbus dengan dua gelas air selama 15 menit, setelah dingin disaring.Pepagannya dimanfaatkan sebagai sumber pewarna merah karena menghasilkan brazilin, sebagaimana kayu brazil dan kerabat-kerabat dekatnya, meskipun warnanya tidak sekuat kayu brazil. Pewarna ini dipakai untuk cat, pakaian, dan minuman penyegar khas Yogyakarta selatan (wedang secang dan wedang uwuh).
0 komentar :
Posting Komentar